Bali United, Siluman Paling Serius - Nara Killjoy

Nara Killjoy

Make Some Noises.

Selasa, 18 Juni 2019

Bali United, Siluman Paling Serius


Sepakbola merupakan olahragapaling populer di dunia, termasuk di Indonesia. Minimnya prestasi Indonesia di level internasional tidak menyurutkan fanatisme penggemarnya di seluruh tanah air. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki klub bola kebanggaan dengan basis suporter setia mereka, mulai dari level amatir hingga level teratas kancah sepakbola nasional. Tak terkecuali Bali, pulau yang terkenal sebagai tujuan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara ini diwakili oleh Bali United untuk berlaga pada kompetisi tertinggi di Indonesia. Bali United sendiri melesat sebagai runner-up kompetisi Liga 1 pada tahun 2017, tahun pertama mereka berlaga secara resmi sejak didirikan tahun 2015 silam. Kisruhantara PSSI dengan Kemenpora mengakibatkan absennya kompetisi resmi yang diakui FIFA pada tahun 2015 dan 2016.

Sebelum nama Bali United menjadi tersohor, Bali sudah memiliki beberapa klub lokal yang bermain di level teratas kompetisi nasional. Sebut saja Perseden Denpasar dan Persegi Gianyar yang sempat jatuh bangun pada kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia. Kurangnya sokongan finansial mengakibatkan klub-klub lokal ini harus mundur dari kompetisi dan dijual lisensinya untuk dibuatkan klub lain. Ya, praktik jual beli lisensi sudah lazim terjadi di Indonesia. Motivasi para investor tadi untuk membeli lisensi klub bola ini adalah agar klub bentukan mereka nanti dapat langsung berkompetisi di liga teratas nasional. Praktik seperti ini memunculkan istilah klub siluman, sebutan bagi mereka yang (dikatakan) tidak punya sejarah, namun langsung bertanding di kompetisi teratas.

Bali United merupakan klub siluman. Klub ini bukanlah klub yang dirintis dari kecil di Bali. Merupakan Persisam Putera Samarinda, klub asal Kalimantan Timur yang dibeli oleh Pieter Tanuri, taipan yang bergerak di sektor otomotif. Pieter kemudian membawa klub ini hijrah ke Bali dan mengganti namanya menjadi Bali United. Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar disulap menjadi markas bagi Bali United. Ya, Pieter benar-benar menyulap eks markas klub Persegi Gianyar ini menjadi stadion yang berkelas internasional. Hal paling mencolok yang dapat dilihat adalah digunakannya LED perimeter board atau papan iklan LED yang mengitari sisi-sisi stadion, seperti yang jamak kita lihat di stadion-stadion klub level atas Eropa. Bangku untuk bench sendiri juga diganti seperti yang sering kita lihat di liga-liga teratas internasional. Fasilitas-fasilitas lainnya juga ditambahkan ke stadion ini, seperti kafe dan resto serta mega store untuk penjualan merchandise resmi.
Papan iklan teknologi LED dan bangku untuk bench di Stadion Bali United
Tak cukup sampai di situ saja. Bali Unitedmengukir sejarah sebagai klub bola pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang melepas sahamnya kepada publik. PT Bali Bintang Sejahtera yang menaungi Bali United, 17 Juni kemarin resmi mencatatkan sahamnya di bursa melalui skema IPO (Initial Public Offering) dengan kode saham BOLA. Bali United melalui PT Kresna Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek (underwritter), melepas 2 milyar saham atau setara 33,33 persen saham dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh kepada publik. Saham BOLA ditawarkan pada harga Rp 175 per lembar saham, sehingga dana yang dapat diraup oleh Bali United melalui IPO ini mencapai Rp 350 milyar. Dana yang diperoleh dari pasar modal ini dialokasikanuntuk berbagai tujuan, antara lain: sekitar 19,1 persen untuk belanja modal (pengembangan fasilitas dan peralatan stadion); sekitar 20,4 persen untuk memperkuat struktur modal anak usaha (kafe dan restoran); dan sekitar 60,5 persen untuk modal kerja perusahaan (rekrutmen pemain atau pelatih, dll).
Prosesi pelepasan saham perdana Bali United di Bursa Efek Indonesia
Bali United memang klub siluman, namun apa yang telah mereka raih hingga saat ini menjadikan mereka klub bola paling serius di Indonesia. Melampaui klub-klub siluman lainnya macam Bhayangkara FC dan Madura United. Bahkan melampaui klub-klub besar bersejarah macam Persija Jakarta dan Persib Bandung. Dengan memiliki entitas anak usaha yang bergerak mulai dari bidang perdagangan dan jasa; siaran TV dan radio; jasa boga, restoran, dan kafe; hingga aktivitas olahraga dan rekreasi, tak salah kiranya jika Bali United menggunakan semboyan Beyond Footbal – Lebih dari Sekadar Sepakbola. Yang dibutuhkan oleh Bali United sendiri untuk tetap bergairah adalah iklim kompetisi yang stabil dan terjamin.

Progres yang diraih oleh Bali United sendiri diharapkan mampu menarik klub-klub lain untuk ikut berbenah menjadi klub bola profesional seutuhnya. Beredar kabar bahwa Arema, Persib Bandung, dan Persija Jakarta akan mengikuti jejak dari Bali United. Progres dari klub-klub ini tentunya harus diiringi oleh progres pembenahan dalam struktur PSSI sebagai federasi sepakbola tertinggi tanah air. Isu mengenai pengaturan skor yang melukai kompetisi tentunya tidak boleh terjadi lagi. Kita semua berharap, pembenahan dari level federasi hingga ke level klub dapat membawa prestasi sepakbola Indonesia harum kembali di kancah internasional. Finger-crossed.
Cheers!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar