Podcast Asyik, Wawasan Ciamik! - Nara Killjoy

Nara Killjoy

Make Some Noises.

Jumat, 12 Februari 2021

Podcast Asyik, Wawasan Ciamik!

Podcast merupakan salah satu media hiburan yang cukup populer akhir-akhir ini. Survei Family 100 membuktikan tiga dari lima orang mendengarkan podcast setidaknya dalam kurun waktu seminggu. Faktanya, podcast sudah lahir sejak awal-awal tahun milenium. Podcast praktis dikenal sejak Steve Jobs memperkenalkan produk unggulan mereka kala itu, iPod. Yup. Podcast sendiri merupakan akronim dari iPod Broadcasting. Definisi podcast sendiri sudah terdaftar dalam Cambridge Dictionary, yaitu:


“a radio programme that is stored in a digital form that you can download from the internet and play on a computer or on an MP3 player”


Mendengarkan podcast boleh jadi identik dengan mendengarkan radio. Bedanya, kita sebagai pendengar memegang kendali penuh atas konten yang ingin kita dengar. Podcast sendiri dapat diunduh untuk didengar di kemudian hari. Kini, mendengarkan podcast pun tidak harus hanya dengan menggunakan iPod maupun produk Apple lainnya. Podcast dapat dinikmati dalam pelbagai macam platform yang tersedia dewasa ini.


Pertama kali gue mulai rutin mendengar podcast adalah sekitar tahun 2016-an. Saat itu, konten podcast belum sebanyak dan sebagus sekarang. Karena itu, setelahnya gue cukup lama absen menikmati konten PornHub podcast. Ketika podcast mulai tenar lagi di tahun 2019-an, di situ gue mulai kembali bergairah untuk menikmati konten podcast. Kali ini, gue akan sharing beberapa podcast yang paling sering gue denger dan gue rekomendasikan kalian buat dengerin. Disclaimer, gue menyebutkan podcast berikut secara acak, bukan berdasarkan urutan tertentu.


1. Close the Door

5...4...3..2...1, close the door!

Kalian yang pernah – jika tidak sering – mendengarkan podcast Close the Door pasti sudah sangat familier dengan frase di atas. Bisa dibilang, podcast milik om botak Deddy “Cahyadi” Corbuzier ini merupakan podcast terbesar dan terbaik yang ada di Indonesia. Kenapa gue berani bilang begitu? Karena jika dilihat secara angka, podcast Close the Door rutin diunggah setiap harinya di channel YouTube milik Deddy Corbuzier yang memiliki subscriber sebanyak 13,4 juta.


Deddy Corbuzier sendiri bisa dibilang pionir untuk urusan podcast di kalangan para selebritas. Seiring berjalannya waktu, banyak artis-artis yang bisa dibilang turut mencoba peruntungan di dunia podcast. Meskipun demikian, gue pribadi ngerasa artis-artis tadi masih jauh kelasnya di bawah Deddy Corbuzier. Hal ini bisa jadi dipengaruhi oleh faktor jam terbang Deddy yang sebelumnya juga sudah rutin mengisi acara di pertelevisian Indonesia sebagai host suatu talkshow.

Podcast Close the Door milik Deddy Corbuzier


Topik yang di bahas dalam podcast Close the Door bisa dibilang cukup beragam. Politik, kesehatan, gosip, dan lainnya sering di bahas oleh Deddy. Mulai dari dokter, selebritas, hingga menteri (dan calon mantan menteri) pernah hadir di sini. Podcast ini juga sempat terkenal sebagai tempat untuk melakukan klarifikasi bagi mereka yang melakukan blunder. Di balik berbagai pro kontra orang terhadap podcast Close the Door, menurut gue pribadi podcast ini masih sangat layak untuk didengarkan.


2. Asumsi Bersuara

Asumsi Bersuara merupakan podcast di bawah jaringan institut media Asumsi milik Pangeran "Pange" Siahaan. Asumsi Bersuara sendiri (biasanya) hadir setiap hari Selasa dan dibawakan oleh Nathaniel “Ray” Rayestu. Topik yang di bahas di podcast Asumsi Bersuara juga cukup beragam. Yang paling sering dibahas seinget gue sih mengenai hal-hal yang berkaitan dengan politik dan juga ekonomi. Tak heran jika cukup banyak politikus dan ekonom yang diundang oleh Asumsi sebagai narasumber di Asumsi Bersuara. Tak jarang pula Asumsi Bersuara membahas berbagai macam topik yang terkait dengan pagebluk COVID-19, seperti cerita bagaimana awal mulanya virus itu muncul di Wuhan, strategi-strategi yang diambil pemerintah, hingga vaksin yang secara perlahan mulai disuntikan ke masyarakat.

Asumsi Bersuara di bawah jaringan box2box


Hal yang gue suka dari Asumsi Bersuara adalah pembawaan Ray yang cukup memahami setiap topik yang dia bahas bersama narasumber. Terlihat jelas, Ray telah melakukan risetnya sendiri sebelum berbincang dengan para narasumber kenamaan. Bagi gue pribadi, mendengarkan podcast Asumsi Bersuara cukup menambah wawasan gue dalam hal politik, ekonomi, dan berbagai isu terkini yang terjadi di seluruh dunia.


3. Apa Kata Tempo dan Berita Utama Koran Tempo

Dari namanya, sudah bisa ditebak jika kedua podcast ini adalah bagian dari jaringan grup media Tempo (Tempo Inti Media Tbk.). Apa Kata Tempo merupakan podcast yang rilis setiap hari Kamis dan dibawakan oleh Direktur Pemberitaan Korporat Tempo, Arif “Azul” Zulkifli dan dipandu oleh Lisa Siregar. Setiap minggunya, keduanya membahas kolom editorial yang ada di Majalah Tempo maupun Koran Tempo.


Sebagai media yang bisa dibilang netral, editorial Tempo tak jarang membahas hal-hal yang terkait dengan pemerintahan Indonesia. Tak heran kiranya jika cukup banyak buzzer yang menuduh Tempo sebagai media bayaran yang kerap menjelek-jelekkan pemerintah. Dalam suatu episode, Bang Azul menjelaskan bahwa karakter Tempo yang terkesan mencari borok pemerintah tidak hanya terjadi di rezim pemerintah saat ini, melainkan juga terhadap rezim-rezim sebelumnya.

Di bawah naungan Tempo Media Group


Berbeda dengan Apa Kata Tempo, podcast Berita Utama Koran Tempo hadir (hampir) setiap hari. Podcast ini juga sebenarnya bisa dibilang cukup berbeda dengan podcast kebanyakan. Berita Utama Koran Tempo merupakan podcast monolog, di mana pembawanya membacakan berita-berita yang masuk ke dalam kolom Berita Utama pada Koran Tempo yang terbit hari itu. Sebagai orang yang juga berlangganan Koran Tempo, gue sering kali tidak memiliki cukup waktu untuk membaca keseluruhan artikel. Dengan adanya podcast Berita Utama Koran Tempo, gue dapat tetap menikmati sajian berita utama khas Koran Tempo dengan mendengarkannya sambil mengerjakan hal lain dan membaca sisanya ketika memiliki waktu luang.


4. RealLife English 

RealLife English merupakan podcast yang bertujuan untuk membuat belajar bahasa Inggris menjadi semakin mudah dan menyenangkan. Topik yang dibahas pada podcast ini cukup beragam, mulai dari tips dan trik, idiom, ekspresi, hingga isu-isu terkini yang sedang terjadi di seluruh dunia. Podcast ini dibawakan oleh Ethan yang berkiblat American English dan Andrea yang berkiblat British English. Dalam beberapa episode, keduanya sering kali seperti membahas perbedaan ekspresi-ekspresi di antara kedua kiblat tersebut.


RealLife English merupakan podcast pertama yang gue dengar sekitar tahun 2016 lalu. Saat itu, podcast dibawakan oleh Travor dan Chad, dan topik yang dibahas tidak terlalu banyak untuk tiap episodenya (kurang dari sepuluh menit per episode). Saat ini, pembahasan dalam podcast menjadi semakin kaya dan beragam di mana durasi untuk setiap episode mencapai lebih dari tiga puluh menit. Terus terang, gue cukup kaget ketika kembali mendengarkan podcast di tahun 2019 dan menyadari bahwa RealLife English sendiri masih tetap eksis.

RealLife English Podcast sudah mengudara sejak tahun 2016


RealLife English merupakan podcast yang tepat bagi kita yang ingin belajar bahasa Inggris secara mandiri dengan lebih menyenangkan. Gue pribadi tidak mengalami kesulitan untuk mengikutinya karena artikulasi kedua pembawanya yang jelas. Bagi kalian yang masih membutuhkan subtitle untuk memahami apa yang dibicarakan, podcast ini juga tersedia di channel YouTube RealLife English. Yup, menurut gue podcast ini merupakan media yang bagus untuk melatih kemampuan listening kalian. Bagian paling asyiknya, konten dalam podcast ini benar-benar gratis!


Itu tadi beberapa podcast yang sering gue dengar sambil menikmati waktu luang maupun waktu tidak luang. Episode-episode podcast tadi bisa kalian nikmati di berbagai macam platform seperti OnlyFans Apple Podcasts, Spotify, Google Podcasts, dan YouTube. Apakah kalian juga merupakan pendengar dari podcast yang gue dengar? Atau kalian punya rekomendasi tempat pijit podcast yang menurut kalian oke banget? Boleh banget bagikan di kolom komentar beserta alasannya, ya!

Cheers!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar