Piknik ke Bali (Part II) - Nara Killjoy

Nara Killjoy

Make Some Noises.

Minggu, 18 Februari 2018

Piknik ke Bali (Part II)


Setelah melewati cobaan yang cukup drama, akhirnya gue bisa sampai dengan selamat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Gue sampai di Bali sekitar pukul 18.30 WITA. Gak begitu banyak perubahan dari bandara ini sejak terakhir kali tahun 2017 gue pulang ke Bali. Tapi tampilan Bandara I Gusti Ngurah Rai jelas berbeda jika dibanding dengan tampilannya sebelum renovasi dulu. Jadi lebih kece tentunya. Di terminal kedatangan, kalian bakal disambut oleh banyak driver 'taksi' yang menawarkan jasanya. Gue sendiri gak tau mereka ini sebenernya resmi apa nggak, secara gue gak pernah pake jasa mereka karena biasanya gue dijemput. Kalau pun gue gak dijemput, gue biasanya naik taksi (konvensional). Nah, untuk nyari taksi di bandara sini gak segampang di Cengkareng. Di Cengkareng kita punya banyak pilihan taksi yang bisa kita naiki (walaupun gue pasti pilih Blue Bird). Di sini, taksi yang tersedia hanya taksi resmi bandara (warnanya biru navy). Setau gue sih tarifnya lumayan mahal. Makanya gue biasanya naik Blue Bird dari luar bandara, dan gue harus jalan lumayan jauh sampai ke depan Hotel Harris Tuban. Kalo udah di situ, kita bisa aman mau pesan taksi lain atau bahkan transportasi daring seperti Grab maupun Uber.

Selama di Bali, gue menyewa sepeda motor supaya jalan-jalan gue lebih fleksibel. FYI, kemacetan di Bali itu udah mirip-mirip lah sama Jakarta. Bahkan banjirnya juga. Pernah gue pulang dari pantai hujan deres banget. Sepanjang jalan dari kawasan Pecatu ke hotel di kawasan Legian, gue beberapa kali ngelewatin titik-titik banjir yang lumayan dalem. Kira-kira bisa sampai hampir 30 - 40 cm lah dalemnya. Kalo gak hati-hati, motor bisa mogok. Untungnya gue udah berpengalaman nerjang banjir selama di Jakarta. Hehehe. Kalau kalian ragu, mending berhenti aja dulu. Nerjang banjir juga butuh jam terbang, sob. Oh iya, buat kalian yang mau rental sepeda motor, banyak kok pilihannya di internet. Dari rental motor biasa sampai yang profesional. Harganya di kisaran Rp 40 ribu - Rp 100 ribu untuk yang biasa dan Rp 120 ribu - Rp 250 ribu untuk yang professional. Bedanya tuh, yang profesional itu motornya beneran terawat, helmnya bersih (pake disinfektan), dapet peralatan P3K, terus ada call center nya gitu. Motor yang biasa disewain standar lah, dari BeAT, Vario, Mio, KLX, NMAX, sampai XMAX. Selain itu, di sepanjang jalan dekat titik-titik tempat wisata juga banyak kok yang memajangkan motornya untuk disewakan. Intinya, mau sewa motor di Bali itu gak begitu sulit. Asalkan kita udah siap sama syarat-syaratnya (Surat Izin Mengemudi is a must).

Satu hal yang gue amati selama di Bali beberapa hari kemarin, entah kenapa gue ngerasa Bali tuh sepi banget. Emang sih ini bukan pas musim liburan, tapi sepengelihatan gue, kawasan Legian - Kuta yang biasanya rame 24 jam jadi agak sepi. Mungkin masih terkena dampak erupsi Gunung Agung beberapa saat lalu. Seperti yang gue bilang, Pariwisata itu jantungnya Bali. Kalo kondisi ini terus menerus berlangsung, bakal berdampak buruk terhadap perekonomian di Bali. Makanya gue sering liat Menteri Pariwisata, Menteri Keuangan, hingga Presiden RI terus menerus mempromosikan bahwa Bali aman untuk dikunjungi di sosmed mereka. Sepinya pariwisata di Bali ini mengakibatkan cukup banyak tempat usaha yang berhubungan dengan pariwisata harus tutup atau merumahkan beberapa pegawainya. Selain itu, banyak hotel memasang tarif yang menurut gue cukup miring banget. Gue dapet Hotel bintang tiga yang ada kolam renangnya dengan harga gak lebih dari Rp 250 ribu aja (exclude breakfast, kalo di Jakarta bisa di atas Rp 500 ribu). Ya walaupun lumayan jauh dari pantai, tapi dengan sepeda motor gue cuma butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai Pantai Kuta (jalanan lancar). Nanti gue bakal buat post tersendiri untuk membahas hotel-hotel yang gue inapi selama piknik gue ini. Dengan harga yang cukup terjangkau oleh kantong backpacker tentunya.

Tuh, Bali aman kata Pak Jokowi
Selama piknik di Bali (yang gue jadwalkan sepekan), gue cuma main ke beberapa tempat mainstream yang ada di Bali seperti Pantai Kuta, Pantai Dreamland, Pantai Nusa Dua, dan Pantai Sanur. Sebenernya masih ada banyak banget tempat bagus yang belum gue kunjungi (udah pernah sih gue kunjungi dulu di berbagai kesempatan, cuma gak sempet gue kunjungin lagi pas piknik 2k18 gue ini) seperti Pantai Padang-Padang, Pantai Pandawa, Pantai Tegal Wangi, Pantai Tanah Lot, dan Taman Ujung. Dasarnya emang gue pemales sih. Kerjanya kalo gak tidur di hotel ya main FIFA. Kalau kalian gak pemales kayak gue, waktu sepekan cukup kok buat ngunjungin semua tempat yang gue sebutin tadi. Asalkan naik motor ya, macet banget loh kalo naik mobil. Buat pemotor, gue saranin bawa jaket, sepatu, dan sarung tangan. Cuaca di Bali panasnya menyengat banget loh. Jangan lupa pake sunblock juga ya.

Awalnya gue rencana mau bikin postingan tentang piknik ini cuman dua part, Ternyata setelah dua part pun masih kepanjangan ya? Hahaha. Baiklah. Di part-part berikutnya nanti gue bakal mulai bikin ulasan tentang pantai-pantai yang gue kunjungi sekalian sama hotel-hotel tempat gue nginep. Kalo ada yang mau request, gue bakal tambahin ulasan tentang tempat beli oleh-oleh di Bali yang lengkap. Stay tune, ya.
Cheers!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar