Satu Hari Mengajar, Selamanya Memberi Arti! - Nara Killjoy

Nara Killjoy

Make Some Noises.

Kamis, 24 Oktober 2019

Satu Hari Mengajar, Selamanya Memberi Arti!

Mengajar. Begitu mendengar kata tersebut, dalam benak kalian pasti langsung tergambar suatu profesi yang ditekuni oleh guru di sekolahan (atau dosen di perguruan tinggi). Seperti kita tahu, guru merupakan profesi yang sangat mulia, sampai-sampai ada istilah pahlawan tanpa tanda jasa sebagai sebutan lain untuk para guru. Guru membuat kita yang awalnya buta huruf menjadi pandai membaca isi hati gebetan juga membuat kita yang awalnya buta angka menjadi pandai berhitung peluang menikung pacar sahabat. Bapak Joko Widodo dan Ibu Sri Mulyani tidak akan bisa menjadi presiden dan menteri keuangan jika tidak ada guru yang mengajar dan membimbing mereka di sekolahan.

Sumber daya manusia yang unggul dapat dikatakan sebagai kunci bagi suatu negara untuk dapat bersaing atau tidak di era global. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia di Indonesia sudah sejak lama menjadi perhatian bagi pemerintah kita. Salah satunya adalah dengan mengalokasikan 20% Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ke sektor pendidikan. Pembangunan gedung sekolah di daerah terpencil, renovasi gedung sekolah yang rusak, peningkatan kesejahteraan guru dan tenaga pengajar, serta penyusunan kurikulum yang bermutu diharapkan dapat membangun fondasi yang kuat demi terbentuknya kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Selain mengalokasikan APBN ke sektor pendidikan melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian terkait lainnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga terlibat aktif di dunia pendidikan melalui program yang disebut sebagai Kemenkeu Mengajar. Kemenkeu Mengajar merupakan sebuah kegiatan mengajar oleh pegawai-pegawai Kemenkeu selama satu hari di Sekolah Dasar (SD). Kenapa di SD? Pertimbangannya adalah anak usia SD merupakan usia yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai positif (termasuk nilai-nilai Kemenkeu: integritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan, dan kesempurnaan) yang bisa mereka bawa hingga dewasa nanti. Di samping itu, diharapkan pula munculnya kesadaran anak-anak di usia dini terhadap peranan negara khususnya Kemenkeu.
Ibu Menteri Keuangan turut serta dalam kegiatan Kemenkeu Mengajar
Kemenkeu Mengajar pertama kali mengudara pada tahun 2016 dan dilaksanakan di 35 SD yang tersebar di enam kota pada enam pulau: Banda Aceh, Jakarta, Balikpapan, Denpasar, Makassar, Sorong. Kegiatan itu sendiri dilaksanakan oleh 117 panitia, 496 relawan pengajar, dan 96 relawan dokumentator. Kegiatan Kemenkeu Mengajar sendiri merupakan kegiatan yang bersifat kerelawanan. Artinya, keseluruhan biaya yang timbul dari kegiatan ini bersumber dari kesukarelaan para panitia dan relawan dalam mengumpulkan dana, dan tentunya sama sekali tidak membebani APBN. Walaupun bersifat kerelawanan, kegiatan Kemenkeu Mengajar secara rutin terus diadakan setiap tahun dan selalu mendapatkan animo yang besar dari para pegawai Kemenkeu. Sebagai gambaran untuk tahun 2018, kegiatan Kemenkeu Mengajar 3 dilaksanakan serentak di 174 sekolah yang tersebar di 67 kota/kabupaten di 34 provinsi di seluruh Indonesia, melibatkan 3.562 relawan dan 58.799 siswa.

Apa saja hal-hal yang diajarkan oleh para relawan kepada siswa-siswi SD? Materi yang diajarkan terkait dengan pengenalan terhadap Kemenkeu, APBN, Keuangan Negara, dan peran Kemenkeu dalam membentuk Negeri. Memang tampaknya materi-materi tadi terlihat cukup teknis dan rumit untuk diajarkan kepada anak-anak usia SD. Namun di situlah seni dari kegiatan Kemenkeu Mengajar. Para relawan diajak untuk aktif dan kreatif dalam mengenalkan Kemenkeu atau APBN kepada para siswa dengan cara yang menarik dan sederhana. Umumnya, para relawan akan menggambarkan peran Kemenkeu sebagai bendahara kelas, yang menerima perintah dari ketua kelas (Presiden) untuk mengumpulkan dana (pajak) dari anggota kelas (rakyat) yang nantinya digunakan demi memenuhi urusan dan kemakmuran kelas (belanja negara). Selain itu, para relawan juga akan mengenalkan kepada siswa tentang pekerjaan sehari-hari mereka di kantor. Biasanya, relawan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) paling digemari karena di samping penampilan mereka yang menarik (berseragam), pegawai DJBC sering kali membawa atraksi tambahan seperti pertunjukan anjing pelacak narkoba (K9).
Pertunjukan K9 oleh abang BC
Tahun ini, Kemenkeu Mengajar kembali dilaksanakan serentak pada tanggal 4 November nanti di 58 kota/kabupaten yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Kali ini, saya ikut turut serta untuk yang kedua kali dalam kegiatan Kemenkeu Mengajar, namun dalam peran yang berbeda. Di Kemenkeu Mengajar 4 ini saya memilih untuk menjadi relawan pengajar jika sebelumnya di Kemenkeu Mengajar 3 saya mendaftar sebagai relawan dokumentator. Saya rasa, pengalaman saya tahun lalu dan berdasarkan pengamatan terhadap rekan relawan pengajar yang lain sudah cukup untuk memunculkan keberanian dalam menjalankan pengalaman yang benar-benar baru ini. Sampai jumpa di Kemenkeu Mengajar 4. #KemenkeuMengajar: Satu hari mengajar, selamanya memberi arti!
Cheers!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar